Pengertian Perundungan, Jenis, Dampak, Cara Mengatasinya & Contoh

Bimbel.Co.Id – Perundungan, yang juga dikenal dengan istilah “bullying,” merupakan fenomena sosial yang merugikan banyak individu, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang pengertian perundungan, termasuk penyebab, jenis, dan dampaknya terhadap korban. Mari kita menggali lebih dalam dan memahami perundungan sebagai isu sosial yang serius.

 

Pengertian Perundungan, Jenis, Dampak, Cara Mengatasinya & Contoh

 

Pengertian Perundungan

Perundungan, dalam konteks ini, mengacu pada tindakan merendahkan, mengintimidasi, atau merugikan seseorang secara berulang. Tindakan ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti sekolah, tempat kerja, atau bahkan daring.

 

Pengertian Perundungan Menurut Para Ahli

  1. Olweus (1993): Menurut Olweus, pengertian perundungan adalah perilaku agresif dan merendahkan yang dilakukan secara berulang dan sengaja terhadap seseorang yang lebih lemah atau kurang berdaya. Perundungan dapat berupa tindakan fisik, verbal, atau sosial.
  2. Smith et al. (1999): Para ahli ini mendefinisikan pengertian perundungan sebagai perilaku negatif yang sengaja dilakukan untuk merugikan korban. Perundungan mencakup perilaku fisik, verbal, atau non-verbal yang menunjukkan ketidaksetaraan kekuasaan.
  3. Kumpulainen et al. (1998): Kumpulainen dan rekan-rekannya mendefinisikan pengertian perundungan sebagai serangkaian tindakan negatif yang berlangsung untuk waktu yang lama dan melibatkan ketidaksetaraan kekuasaan antara pelaku dan korban. Tindakan perundungan dapat mencakup pelecehan fisik atau verbal.
  4. Swearer et al. (2010): Para ahli ini menekankan bahwa pengertian perundungan adalah perilaku yang merugikan yang dilakukan secara berulang dan dapat mencakup berbagai bentuk, termasuk perundungan sosial, fisik, verbal, dan elektronik (daring).
  5. Mishna (2004): Mishna menjelaskan pengertian perundungan sebagai tindakan merendahkan yang dilakukan secara berulang dan mempengaruhi korban secara emosional. Ini dapat mencakup tindakan seperti pengucilan sosial atau ejekan.

 

Ciri-Ciri Perundungan

  1. Perilaku Merendahkan: Ciri paling mencolok dari perundungan adalah perilaku merendahkan. Ini bisa berupa ejekan, penghinaan, atau perilaku negatif lain yang bertujuan untuk merugikan korban.
  2. Berulang dan Terus-Menerus: Perundungan cenderung terjadi secara berulang dan berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Ini bukan tindakan satu kali, melainkan pola perilaku yang berkelanjutan.
  3. Ketidaksetaraan Kekuasaan: Perundungan sering melibatkan ketidaksetaraan kekuasaan antara pelaku dan korban. Pelaku mungkin merasa lebih kuat atau dominan daripada korban.
  4. Tujuan untuk Merugikan: Perundungan dilakukan dengan tujuan untuk merugikan korban. Pelaku sengaja melakukan tindakan merendahkan untuk melukai atau mengintimidasi.
  5. Dampak pada Korban: Perundungan memiliki dampak negatif pada kesejahteraan korban. Ini dapat mencakup stres, kecemasan, depresi, dan perasaan tidak aman.
  6. Perundungan Sosial: Perundungan tidak selalu bersifat fisik atau verbal. Perundungan sosial melibatkan pengucilan sosial, penolakan, atau upaya untuk mengisolasi korban dari teman-teman atau masyarakat.
  7. Tindakan Daring (Cyberbullying): Dalam era digital, perundungan sering terjadi melalui media sosial, pesan teks, atau platform daring. Ini dapat mencakup penyebaran berita palsu, penghinaan online, atau ancaman melalui internet.
  8. Tekanan Teman Sebaya: Terkadang, teman sebaya pelaku perundungan turut memberikan tekanan atau mendukung tindakan perundungan. Mereka mungkin takut menjadi korban perundungan sendiri atau ingin diterima dalam kelompok.
  9. Penghindaran Orang Dewasa: Pelaku perundungan mungkin melakukan tindakan tersebut ketika tidak ada pengawasan orang dewasa di sekitar. Mereka mungkin terasa bebas untuk berperilaku dengan kejam.
  10. Penolakan Terhadap Perbedaan: Beberapa perundungan terjadi karena penolakan terhadap perbedaan seperti ras, etnisitas, agama, orientasi seksual, atau kecacatan.

 

Jenis-Jenis Perundungan

  1. Perundungan Fisik: Jenis perundungan ini melibatkan tindakan fisik yang merugikan korban. Ini bisa berupa pukulan, tendangan, dorongan, atau penganiayaan fisik lainnya.
  2. Perundungan Verbal: Perundungan verbal terjadi ketika korban diserang dengan kata-kata kasar, ejekan, atau ancaman lisan. Ini dapat merusak harga diri dan kesejahteraan emosional korban.
  3. Perundungan Sosial: Perundungan sosial adalah upaya untuk mengisolasi korban dari teman-teman atau masyarakat. Ini bisa termasuk penolakan, pengucilan, atau menghindari interaksi dengan korban.
  4. Perundungan Daring: Dalam era digital, perundungan daring semakin umum. Ini melibatkan penggunaan media sosial, pesan teks, atau platform daring lainnya untuk melecehkan atau merugikan korban.
  5. Perundungan Rasial: Perundungan rasial terjadi ketika seseorang menjadi korban perundungan karena ras, etnisitas, atau latar belakang budaya mereka. Ini adalah bentuk perundungan yang sangat serius dan merugikan.
  6. Perundungan Seksual: Perundungan seksual melibatkan tindakan merendahkan yang berkaitan dengan seksualitas korban. Ini dapat mencakup pelecehan seksual, ejekan, atau komentar kasar.
  7. Perundungan di Tempat Kerja: Perundungan juga dapat terjadi di lingkungan kerja. Ini meliputi perilaku seperti intimidasi, penolakan pekerjaan, atau pencemaran nama baik.
  8. Perundungan Cyber: Perundungan cyber atau perundungan daring terjadi melalui internet. Ini mencakup tindakan seperti penyebaran berita palsu, penghinaan di media sosial, atau ancaman daring.

 

Komponen Perundungan

Perundungan (bullying) adalah perilaku yang rumit dan dapat melibatkan berbagai komponen. Untuk lebih memahami fenomena ini, mari kita bahas beberapa komponen utama dari perundungan:

  1. Pelaku (Bully): Pelaku perundungan adalah individu atau kelompok yang melakukan tindakan merendahkan terhadap korban. Mereka mungkin memiliki motivasi yang beragam untuk melakukan perundungan.
  2. Korban (Victim): Korban adalah individu yang menjadi sasaran perundungan. Mereka mungkin mengalami tindakan fisik, verbal, atau sosial yang merugikan.
  3. Saksi (Bystander): Saksi adalah individu yang menyaksikan perundungan tanpa terlibat langsung. Saksi memiliki peran penting dalam menghentikan perundungan atau membiarkannya berlanjut.
  4. Lingkungan (Environment): Lingkungan di mana perundungan terjadi, seperti sekolah, tempat kerja, atau dunia daring, juga merupakan komponen penting. Lingkungan yang mendukung perundungan dapat memperburuk situasi.
  5. Tindakan (Action): Tindakan perundungan meliputi perilaku fisik, verbal, atau sosial yang merugikan korban. Ini termasuk penghinaan, ancaman, penganiayaan, dan perilaku negatif lainnya.
  6. Dampak (Impact): Dampak perundungan bisa sangat merusak. Korban dapat mengalami stres, kecemasan, depresi, dan bahkan dampak fisik. Ini juga dapat memengaruhi kinerja sekolah atau pekerjaan korban.
  7. Sikap (Attitude): Sikap terhadap perundungan juga merupakan komponen penting. Sikap masyarakat, sekolah, atau tempat kerja terhadap perundungan dapat memengaruhi sejauh mana perundungan diizinkan atau diberantas.
  8. Pencegahan (Prevention): Upaya pencegahan adalah bagian penting dalam mengatasi perundungan. Ini termasuk program-program pendidikan, kebijakan sekolah atau tempat kerja, serta peran orang tua dalam mencegah perundungan.
  9. Intervensi (Intervention): Ketika perundungan terjadi, intervensi diperlukan untuk melindungi korban dan mengatasi pelaku. Intervensi dapat melibatkan tindakan seperti sanksi, konseling, atau bantuan hukum.
  10. Kesadaran (Awareness): Kesadaran tentang perundungan dan dampaknya penting. Dengan meningkatkan kesadaran, masyarakat lebih mungkin untuk mendukung upaya pencegahan dan intervensi.

 

Penyebab Terjadinya Perundungan

  1. Ketidaksetaraan: Salah satu penyebab utama perundungan adalah ketidaksetaraan. Pelaku perundungan mungkin merasa lebih kuat, cerdas, atau populer daripada korban, yang membuat mereka merasa berhak untuk mengintimidasi orang lain.
  2. Perbedaan: Perbedaan dalam ras, etnis, agama, orientasi seksual, atau kecacatan dapat menjadi sumber perundungan. Orang seringkali takut atau tidak mengerti apa yang berbeda, dan ini bisa menyebabkan tindakan perundungan.
  3. Keinginan untuk Mengontrol: Beberapa pelaku perundungan memiliki dorongan untuk mengendalikan dan mendominasi orang lain. Mereka mungkin merasa lebih kuat ketika mereka dapat membuat orang lain merasa lemah.
  4. Ketidakpahaman: Kadang-kadang, pelaku perundungan mungkin tidak sepenuhnya memahami dampak buruk perundungan. Mereka mungkin melihatnya sebagai lelucon atau permainan tanpa menyadari betapa merusaknya itu bagi korban.
  5. Tekanan Teman Sebaya: Di banyak kasus, tekanan dari teman sebaya dapat mendorong individu untuk terlibat dalam perundungan. Mereka takut menjadi korban perundungan sendiri atau ingin diterima oleh kelompok.
  6. Kurangnya Pengawasan Dewasa: Dalam beberapa situasi, kurangnya pengawasan oleh orang dewasa, baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar, dapat memungkinkan perundungan terjadi tanpa intervensi.
  7. Perasaan Frustrasi atau Marah: Pelaku perundungan kadang-kadang merasa frustrasi, marah, atau tidak berdaya dalam kehidupan mereka. Mereka mungkin menggunakan perundungan sebagai cara untuk melepaskan emosi negatif.
  8. Model Peran Negatif: Anak-anak sering terpengaruh oleh model peran negatif dalam masyarakat, seperti di media atau keluarga. Jika mereka melihat perilaku agresif atau perundungan di sekitar mereka, mereka mungkin menirunya.

 

Dampak Perundungan

Perundungan dapat memiliki dampak serius pada korban, seperti:

  1. Dampak Emosional: Korban perundungan sering mengalami stres, kecemasan, dan depresi.
  2. Kinerja Akademik Menurun: Perundungan dapat mengganggu kinerja akademik anak-anak.
  3. Isolasi Sosial: Korban perundungan dapat merasa terisolasi dan sulit untuk berinteraksi sosial.
  4. Kecenderungan Kekerasan: Beberapa korban perundungan dapat mengembangkan kecenderungan kekerasan sebagai bentuk balasan.

 

Mencegah dan Mengatasi Perundungan

Mencegah dan mengatasi perundungan adalah tugas bersama. Beberapa langkah yang bisa diambil adalah:

1. Pendidikan dan Kesadaran

Mendidik individu tentang bahaya perundungan dan pentingnya menghormati perbedaan.

2. Melibatkan Orang Dewasa

Orang dewasa perlu melibatkan diri untuk melindungi anak-anak dan remaja dari perundungan.

3. Sanksi Terhadap Pelaku

Pelaku perundungan harus diberikan sanksi yang sesuai agar mereka belajar dari kesalahan mereka.

4. Dukungan bagi Korban

Korban perundungan memerlukan dukungan emosional dan psikologis.

 

Dasar Hukum Perundungan di Indonesia

Perundungan, atau yang sering disebut sebagai bullying, adalah perilaku merugikan yang memengaruhi banyak individu, terutama anak-anak dan remaja. Di Indonesia, ada beberapa dasar hukum yang mengatur masalah perundungan. Berikut adalah dasar hukum perundungan di Indonesia:

  1. Undang-Undang Perlindungan Anak: Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak adalah salah satu dasar hukum utama yang melindungi anak-anak dari perundungan. Undang-undang ini menetapkan hak-hak anak, termasuk hak untuk dilindungi dari segala bentuk kekerasan, termasuk perundungan.
  2. Undang-Undang Sisdiknas: Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga mencakup ketentuan mengenai perlindungan terhadap perundungan di lingkungan sekolah. Undang-undang ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari perundungan.
  3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia telah mengeluarkan peraturan-peraturan yang berfokus pada pencegahan dan penanggulangan perundungan di sekolah. Peraturan ini mendorong sekolah untuk mengadopsi kebijakan anti-perundungan dan menjalankan program-program pendidikan yang bertujuan untuk mengatasi masalah perundungan.
  4. Kode Etik Profesi Guru: Guru memiliki peran penting dalam mencegah perundungan di sekolah. Kode Etik Profesi Guru mengharuskan guru untuk melindungi hak-hak siswa dan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan positif.
  5. Undang-Undang ITE: Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) mencakup ketentuan mengenai perundungan daring atau cyberbullying. Tindakan perundungan melalui media sosial atau platform daring lainnya dapat dikenai sanksi sesuai dengan Undang-Undang ITE.
  6. Undang-Undang Pidana: Beberapa tindakan perundungan, terutama yang bersifat fisik atau mengancam, dapat melanggar undang-undang pidana. Hal ini tergantung pada tingkat keparahannya, dan pelaku dapat dihukum sesuai dengan ketentuan pidana yang berlaku.

 

Contoh-contoh Perundungan

  1. Perundungan Fisik:
    • Memukul, menendang, atau melukai fisik korban.
    • Mencuri barang-barang milik korban atau merusak properti mereka.
    • Menyandera atau memaksa korban untuk melakukan hal-hal yang mereka tidak ingin lakukan.
  2. Perundungan Verbal:
    • Menggunakan kata-kata kasar atau ejekan terhadap korban.
    • Menghina penampilan fisik, kecerdasan, atau kemampuan korban.
    • Mengancam atau melecehkan secara verbal.
  3. Perundungan Sosial:
    • Mengisolasi korban dari grup teman atau masyarakat.
    • Menolak undangan atau mengabaikan korban dalam acara-acara sosial.
    • Menyebar gosip atau berita palsu yang merugikan reputasi korban.
  4. Perundungan Daring (Cyberbullying):
    • Mengirim pesan teks atau email yang menghina atau mengancam korban.
    • Menghina atau melecehkan korban di media sosial.
    • Menyebar foto atau informasi pribadi korban secara online.
  5. Perundungan Rasial atau Etnis:
    • Menghina atau melecehkan seseorang berdasarkan ras, etnisitas, atau latar belakang budaya mereka.
    • Menggunakan kata-kata kasar atau stereotip yang merendahkan.
    • Mengisolasi seseorang karena perbedaan ras atau etnis.
  6. Perundungan Seksual:
    • Pelecehan seksual, seperti komentar atau sentuhan yang tidak diinginkan.
    • Mengancam atau memaksa korban untuk melakukan tindakan seksual.
    • Menyebarkan gambar atau video cabul korban tanpa izin.
  7. Perundungan di Tempat Kerja:
    • Memperlakukan rekan kerja dengan tidak adil atau merendahkan mereka.
    • Menyebarkan gosip atau rumor yang merugikan reputasi kolega.
    • Mengintimidasi atau melecehkan dalam lingkungan kerja.
  8. Perundungan di Sekolah:
    • Mengganggu siswa di dalam kelas atau di lorong sekolah.
    • Memaksa siswa untuk memberikan uang atau barang-barang mereka.
    • Mengolok-olok siswa karena penampilan fisik atau kemampuan akademik mereka.

 

Kesimpulan

Perundungan adalah masalah serius yang mempengaruhi banyak individu, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Dengan memahami pengertian perundungan, penyebabnya, jenisnya, dan dampaknya, kita dapat bekerja bersama untuk mencegah dan mengatasi masalah ini.

Jangan ragu untuk mengakses sumber daya dan informasi lebih lanjut tentang perundungan untuk membantu lebih banyak orang memahami isu ini.

 

FAQs (Pertanyaan Umum)

1. Apa yang harus saya lakukan jika saya atau seseorang yang saya kenal menjadi korban perundungan?

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menjadi korban perundungan, penting untuk segera mencari dukungan dari orang dewasa yang dapat membantu Anda mengatasi situasi ini. Jangan diam, berbicaralah tentang pengalaman Anda.

2. Apa peran orang tua dalam mencegah perundungan?

Orang tua dapat berperan penting dalam mencegah perundungan dengan berbicara dengan anak-anak tentang pentingnya menghormati orang lain dan merespons tanda-tanda perundungan.

3. Bagaimana perundungan dapat memengaruhi kesehatan mental?

Perundungan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi, yang berdampak negatif pada kesehatan mental korban.

4. Apakah ada undang-undang yang melindungi dari perundungan di Indonesia?

Di Indonesia, ada beberapa undang-undang yang melindungi anak-anak dari perundungan, seperti UU Perlindungan Anak.

5. Bagaimana saya dapat memberikan dukungan kepada korban perundungan?

Anda dapat memberikan dukungan dengan mendengarkan mereka, menawarkan bahu untuk menangis, dan membantu mereka mencari bantuan profesional jika diperlukan.

 

Dalam artikel ini, kita telah membahas secara mendalam tentang pengertian perundungan, jenis-jenisnya, penyebab, dan dampaknya. Selain itu, kami juga memberikan panduan tentang cara mencegah dan mengatasi perundungan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk lebih memahami isu perundungan dan membantu mencegahnya.